Klikpantura.com Tangerang Dunia literasi memberikan manfaat luar biasa di Kehidupan masyarakat, khusunya di Warung Baca Mata Air. Banyak inspirasi hadir memukau, membanjiri hampir di semua ruang pembelajaran anak Kampoeng Indonesia. Dari mulai ruang baca, ruang belajar relawan, ruang belajar berlatih menghafal quran, ruang integritas mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat dan lain sebagainya.
Jelang usianya ke 17 di Oktober nanti, wadah yang banyak di gandrungi anak usia dini hingga dewasa, masih saja aktif keliling gelar buku bacaan gratis. Tidak hanya di wilayah Tangsel dan Tangkot saja tapi sampai ke pelosok daerah. Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Banjarnegara hingga Wonosobo Jawa Tengah.
Sejak 20 Juli 2025 kemarin, saat acara penutupan kegiatan KKN mahasiswa/i STIT Daarul fattah Tangerang di Pos Baca Kampoeng Tajur. Warung Baca Mata Air yang beralamat di Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangsel, menerapkan kelola buku dengan versi terbaru yaitu Buku di drop langsung ke anak- anak secara berkala setiap 5 hari sekali.
Bertujuan agar bisa lebih leluasa buku bacaan anak dinikmati dari dalam rumah. Buku pun dapat menjadi media yang optimal untuk bisa berinteraksi dengan sehat antara sesama anggota keluarga lainnya.
Dalam kurun waktu dua bulan 1000 buku telah bergerak, mengalir dan berputar di 6 titik lokasi seperti Warung jajan, lapangan bermain, area kontrakan, gubuk warga, juga ada bilik cerita. Mulai Kampoeng Tajur sampai Kampoeng Pondok Pucung. Lokasi ini di penuhi banyak anak pinjam buku bacaan.
Aktivitas mulai dirasa menggelembung. Sisi Wahyu sebagai pegiat literasi sekaligus founder Warung Baca Mata Air Indonesia, mulai bersiap-siap.
Membaca situasi dan kondisi pergerakan buku yang terus berevolusi, beliau berinisiatif melakukan Global Action, Bermaksud mengumpulkan 10.000 buku untuk memenuhi lingkaran kerjanya Warung baca keliling.
Upaya aksi kumpul 10000 buku ini kabarnya mulai bergerak melibatkan organisasi terkecil yang ada dimasyarakat seperti Karang Taruna, juga elemen masyarakat lainnya. Hal ini dilakukan dan akan diperjuangkan sebaik mungkin oleh Bu Sisi dan para relawannya, mengingat fakta di lapangan ternyata minat baca anak pada dasarnya cukup tinggi, hanya saja tidak semua buku bisa terakomodasi dengan baik dan lancar ke tengah masyarakat.
"Kalau saja semua masyarakat tahu bahwa Buku adalah kebutuhan penting yang gak kalah menariknya untuk di perjuangkan dan dipopulerkan, kita mungkin gak terlalu repot menerapkan pendidikan tentang adab pada anak". Demikian tuturnya di akhir obrolan tentang aksi kumpul buku.
0Komentar